Mesin Penterjemah

Persaingan Menuju Pilpres dalam Keberagaman

 Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang semakin dekat. Sudah bukan barang langka apabila rakyat membuka wawasan untuk mengenal “sang calon” lebih jauh. Berbagai bentuk pencarian dukungan pun dilakukan tim Sukses masing-masing calon. Saat rakyat mulai membuka mata, maka pencitraan disana-sini terus dilakukan agar memuluskan jalan sang figure menuju RI1 dan RI2. Sayangnya, ditengah-tengah perjalanan menuju masa kepemimpinan baru ini diciderai oleh banyak isu negative yang menyeruak dipermukaan. Maka tak aneh lagi apabila kampanye hitam terus terjadi bak alir mengalir dari tempat yang tempat yang lebih rendah. Seperti banyak dilansir baik media massa, online, elektronik maupun cetak isu mengenai trackrecord pasangan calon menjadi sorotan utama. Bahkan kenetralan media massa pun cenderung diragukan dewasa ini oleh khalayak ramai yang beranggapan beberapa media yang condong ke salah satu calon.
 Mengenai isu tadi, kedua calon pun tak dapat menampik adanya isu tersebut dapat membuat bahkan mengembangkan opini public. Jika melihat Prabowo Subianto, maka kembali lagi dikaitkan dengan pelanggaran HAM berat dan pelaku penculikan aktivis pada Mei 1998. Meski kenyataannya pun tidak diungkap secara gamblang di masyarakat umum bahkan menimbulkan banyak spekulasi baru. Pertanyaannya, jika benar ia pelakunya, kenapa Prabowo masih saja dengan gagah mendirikan Partai Politik (Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)) bahkan mencalonkan diri sebagai Capres? Karena dampaknya pasti akan lahir massa yang menentang pencalonannya bahkan cenderung menyudutkannya seperti saat ini. Lalu mengenai isu pelanggaran HAM tersebut, nyatanya para perwira yang terkait bahkan semakin gemilang karir militernya, berbanding terbalik dengan Prabowo. Meski begitu, hubungan baik Prabowo dengan rekan-rekannya tersebut sangat baik, bahkan mendukung sekali pencalonan beliau saat ini. Selain itu tersebut, kewarganegaraan Prabowo yang dianggap dobel pun dikulik kembali, bahkan statusnya yang duda pun dibahas di public secara umum baik melalui desas-desus maupun informasi yang belum jelas kebenarannya. (Baca : http://indoprogress.com/2014/05/melacak-tim-mawar| http://lm.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fpolitik.kompasiana.com%2F2014%2F05%2F25%2Finikah-penyebab-prabowo-dan-titiek-soeharto-berpisah-659837.html&h=vAQGp2P-n&enc=AZNavhQPAsKnPobxihYc4yRHDOy6dZ-IaZOhVzWJ7CWLOKuvMDikKUDGiwfpUJC0owBEsFJDsgJSZ7GQ5JxxSVu2JTc7XQP9MgmpJj4BqBhhH5IGC3eV8lYXtfjyNoR6kqTeoz7xwrPJJXppcb1Vu9TR&s=1 )
 Lain Prabowo, lain lagi Joko Widodo (Jokowi), calon Presiden yang diusung Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) menjadi kandidat Capres lainnya yang cukup Fenomenal. Isu yang menerpanya pun beraneka ragam, mulai dari isu SARA akibat majunya beliau menuju RI1. Kecemasan datang dari masyarakat yang dimotori ormas dibawah naungan PKS tentang ketakutan DKI Jakarta dipimpin Ahok yang notabene tampak emosinal dalam masa jabatannya selama ini. (Baca: http://nasional.kompas.com/read/2014/05/23/1702168/). Kemudian isu mengenai Jokowi sebagai capres boneka dibawah kepemimpinan pihak Asing usai pertemuan tertutupnya beliau bersama Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum PDIP, Putri Soekarno, Mantan Presiden di salah satu rumah pebisnis yang dihadiri para Duber Negara Asing termasuk Amerika Serikat dan Vatikan (Baca: http://m.tempo.co/read/news/2014/03/28/269566099/Jokowi-Diserang-Isu-SARA-di-Dunia-Maya) secara protokoler kegiatan ini merupakan hal yang tak semestinya diikuti oleh sang negarawarati ditemain kader terbaiknya, Jokowi, Capres 2014. Isu bus karatan dan agama pun menjadi salah satu bentuk kampanye negative yang dialami Jokowi. Dewasa ini diketahui, kasus bus karatan pun sedang dalam proses penyelidikan. .
Dikutip dari salah satu media online nasional diketahui fakta tentang isu SARA yang muncul ditengah hiruk pikuk pilpres 2014. "Jumlah ekspose pemberitaan berkenaan dengan Jokowi dan kampanye hitam mencapai angka 1.515 berita. Isu negatif yang menjadi materi kampanye hitam terhadap Jokowi. Di antaranya, capres boneka, bus karatan dan sebagainya," ujar Direktur Indonesia Indicator Rustika Herlambang kepada wartawan di Warung Kopi Deli Jalan Sunda No 7, Jakarta Pusat, Kamis (22/5). Menurutnya, kampanye hitam yang ditujukan untuk Prabowo tidak terlalu banyak. Isu HAM dan penculikan paling dominan diberitakan.
"Prabowo mendapat sorotan pemberitaan mengenai kampanye hitam sejumlah 743 berita. Tidak banyak ekspose isu negatif dari Prabowo kecuali soal pelanggaran HAM dan penculikan," lanjutnya.
Dia mengatakan, sepanjang tahun 2014 sekitar 173 media online di Indonesia memberitakan kampanye hitam. "Terdapat 5.556 pemberitaan mengenai kampanye hitam. Di mana di dalamnya terdapat frasa kampanye negatif," tutur dia. (Baca: www.merdeka.com%2Fpolitik%2Fkampanye-hitam-pilpres-jokowi-capres-boneka-prabowo-isu-ham.html&h=gAQEAP7Rj&s)
Ironis memang, demokrasi di Indonesia masih diwarnai isu-isu miring yang terus mendera capres dalam pilpres kali ini. Seorang Jurnalis TV pun baru-baru ini mengungkapkan bahwa “kenapa tidak bedah CV saja kalau terus mempermasalahkan masa lalu”. Trackrecord capres memang penting diungkap di public, namun semuanya menjadi tak semestinya lagi dibahas terlalu jauh apabila Visi dan Misi “si calon” tidak lagi menjadi hal yang jauh lebih penting dibicarakan dan dijadikan pandangan untuk memiliki pilihan di pemilu mendatang, karena sesungguhnya, pesta demokrasi ini milik rakyat, maka rakyat harus cerdas memilih calon sesuai dengan kualitas dan elektabilitas yang diharapkan. Bukan hanya itu, siapapun yang terpilih nantinya haruslah menjadi Presiden yang bisa memimpin negraga ini secara arif dan bijaksana. Maka masa pra pilpres yang sebulan lagi ini haruslah dipergunakan kedua calon untuk mensosialisasikan Visi dan Misi mereka untuk Indonesia kedepannya, tak melulu hanya membahas masa lalu. Meski kita tahu, masa lalu mempengaruhi “si calon” saat ini. Dan saat ini akan berpengaruh untuk Indonesia kedepannya di tangan pemimpin terpilih 9 Juli mendatang.



Ini essay (revisi) saya untuk mengikuti workshop Pers Kampus yang diadakan Sejuk.org
Alhamdulillah lulus (dengan apa adanya)

Assalamu'alaikum Ramadhan

Bismillahirohmannnirohim ...
Alhamdulillah sekarang sudah memasuki 2 Ramadhan 1435 H, betapa bersyukurnya saya Ramadhan kali ini merupakan Ramadhan Ke-19 kalinya dalam hidup sekaligus Puasa Ke-13 kalinya. Selain itu, berkha Ramadhan selalu menhingatkan saya akan kisah percintaan saya 5 tahun terakhir. Alhamdulillah, 23 Agustus 2009 lalu jadi kali pertama bagi saya dan ia saling mengenal lebih dekat. Mungkin ini sudah suratan takdir hingga akhirnya komunikasi panjang melalui telepon dilanjutkan dengan pertemuan- pertemuan. Entah bagaimana, pertemuan tersebut sangat membekas dan menumbuhkan benih-benih cinta bagi kami berdua. Hingga akhirnya tak ragu kami menjalin hubungan "pacaran" pada 6 Oktober 2009, hubungan yang kami jalani pun pasang surut hingga akhirnya kami memutuskan "putus" pada 28 April 2011 hingga detik ini. Memang, kami bukanlah sepasang kekasih lagi, tapi rasa kasih sayang itu tak pernah luntur dihati kami, maka Insha Allah kami akan terus mempertahankan rasa ini. Oktober nanti kami tepat 5 tahun, dan berdasarkan kalender Islam kami sudah saling mengenal di 5 Ramadhan yang lalu. Dari awalnya saya tidak berhijab hingga sekarang berhijab semua sama saja, sosoknya tetap menghormati segala keputusan saya dalam hidup. Setelah 6 kali Ramadhan bersamanya saya hanya berharap semoga Ramadhan kali ini makin berkah dan menjadikan kami insan yang semakin dekat dengan Tuhan-nya. Assalamu'alaikum Ramadhan. Insha Allah ini jadi bulan favorit kami :)
Selamat berpuasa untuk seluruh Umat Muslim diseluruh dunia. 😊