Hai aku mau cerita nih. Jadi, ini adalah pengalamanku di Desember 2016 lalu. Ceritanya aku kan lagi semester akhir, tepatnya kurang dari 1 minggu sebelum wisuda. Ada temen sekelas yang nikah. Sebagai teman yang baik aku datang dong, saat itu rencananya berempat mau naik kereta kesana ( dari Palembang ke Baturaja) dan satu dari kami ternyata mendadak ujian skripsi 1 hari setelah kondangan. Jadilah kami putuskan tetap pergi walaupun ga berempat. Soal penginapan selama di Baturaja AMAN. Tapi dari stasiun ke rumah temen yang ngasih penginapan itu yang jadi masalah.
Awalnya semua aman terkendali, tapi saat 1 jam sebelum sampe stasiun kami bertiga dibuat kalang kabut. Temen yang janji mau jemput di stasiun tiba-tiba bilang GA BISA. Padahal saat mau berangkat dia bilang OK. Sekedar informasi, kami naik kereta malam. Soalnya salah satu dari kami ada yang sudah kerja (aku dan yang lainnya masih mahasiswa hehe). Berangkatlah kami sekitar jam 8 malam (kalo ga salah). Di jadwal kami sampe kira-kira jam 1 malam kurang sedikit. Tapi faktanya kami sampe sekitar setengah 2 malam. Kalo aja saat itu kita dijemput kita ga akan panik.
Saat itu adalah pertama kali aku naik kereta malam di Sumatera, aku gatau kalo malem stasiun akan di tutup. Tapi karena sebelumnya aku udah cari-cari hotel agak Lumayan tenang. Yang jadi masalah baru adalah GIMANA BISA SAMPE KE HOTEL WOY! itu jam setengah 2 malem, perut laper dan aku sama sekali gak tau situasi di kota Baturaja demiapapun. Kami bertiga membawa ransel, sembari cemas berjalan dari stasiun menuju jalan kota(kebetulan stasiunmya di dekata pasar besar baturaja). Sepanjang jalan (sekitar 200 meter lebih) aku ga nemuin cewek satupun. Aku takut bukan kepalang, tapi aku coba tenang biar yang lain gak panik. Setelah tanya sana sini bertemulah dengan hotel SUPER DUPER SPOOKY. Iya, hotel melati. (namanya aku lupa)
Jadi kalo dari stasiun kereta api Baturaja itu jalan lurus, di simpang tiga belok kanan. Liat sebelah kanan sekitar 100meter. Kalo ada bangunan tua ber-plang hotel dipastikan itu hotelnya. Langsung ke cerita, jadi ada warung yang masih buka. Kami pun bertanya kepada pemilik warung tersebut. Beliau bilang kalo tepat di depannya itu adalah hotel. Kami sama sekali ga percaya, karena bangunan tua kayak kosong itu adalah hotel. Bapak itupun bilang "telpon aja nomornya dek" sembari d ketok. Kami coba keduanya, syukurlah pintu dibuka. Apa Yang kami lihat? SEORANG PRIA KEMAYU TELANJANG DADA DAN HANYA MELILITKAN HANDUK DARI PINGGANG SAMPE KE BAWAH LUTUT. Pemandangan macam apakah itu? Apakah kawan sekalian adalah orang yang suka mandi tengah malam seperti orang itu? Aku tak tahu harus berucap apa. T.T
Setelah momen super awkward itu, aku coba bertanya tentang aturan menginap disana. Dia bilang masuk aja dulu. (Bismillah lindungi kami ya Allah, sumpah serem banget suasana hotel dan si abang2nya) . Untuk menginap disana, kami diminta membaya 100ribu rupiah dimuka dan di tahan KTP sebagai jaminan. Kami disuruh menunggu 10 menitan. Katanya mau siapin kamar. Kami sangka sekalian pake celana ternyata dia nganter kami ke lantai 3 masih dengan handuk di pinggang. Subhanallah . Allahu akbar.
Sampe di kamar, taraaaa petualangan misteri dimulai ......
Setelah menaiki banyak anak tangga, sampaolah kami di lantai 3 tepat depan kamar yang sudah kami pesan. Dari depan kelihatan bangunan ini SUPER TUA. Masuklah kami bertiga. Ada sebuah double bed dengan 2 bantal, ruang kosong di sudut yang bersebelahan dengan kamar mandi. Meja dan kursi persis di sisi kanan pintu masuk yang juga bersebelahan dengan lemari pakaian. Di tempat bed diletakkan kita bisa melihat ke arah jalan raya. Karena jendelanya persis menghadap jalan. Aku merasa hawa yang ga enak sekali disana.
Sebelum tidur kami memutuskan mencuci muka dan gosok gigi. Seingatku, aku hanya kumur-kumur pakai air minum, soalnya aku ragu dengan kebersihan air disana. Tapi aku tetap mencuci muka pakai air do kamar itu, terpaksa. Oh iya, karena ngeri kami bertiga masuk ke kamar mandi bersama. Hhahaa. Jadi kalo mau BAK ya monggo, mau cuci muka hayu, gosok gigi silahkan.
Setelah lumayan bersoh, kami pun mencoba tidur bertiga. Entah iya entah enggak, mungkin karena ganjil ada hang mau ikut kami huhuhu T.T
Sekitar jam 2 kami mulai tidur, tapi sayangnya aku yang tidur menghadap ke arah pintu agak kurang beruntung. Pasalnya, aku ga bisa mejemin mata. Gelisah terus. Seketika di tengah malam aku membuka mata, tepat di depanku, aku melihat ada sesosok berambut panjang kusut dan berbaju putih menghadap ke dinding. Dia seakan mau sisiran. Alamak! Aku leringat dingin dan takut setengah mati. Berkali-kali kupejamkan masih bangun juga. Sesekali kuintip masih duduk disana. Untungnya dia ga kasih liat mukanya, ya siapa tau jelek kan serem :(
Sampe mungkin hampir subuh baru hilang dan aku baru bisa tidur nyenyak. Kami pun terbangun jam 7 pagi, ya lewat semua subuh. Aku ga bercerita apa-apa sama yang lain. Yang ada bakalan lari terbirit-birit nanti hehe....
Pagi pun kami keluar dan meninggalkan hotel itu dengan harapan ga ada gangguan lagi.
Kami pun berjalan menuju stasiun untuk menemukan bentor, (btw, video aku lagi bentoran ada di youtube channel aku : Sheilla Andriani Rizky) aku duduk d motor bentor sama si mamang yang bawa hahha. Sekitar 20 menit kami sampai dirumah teman yang memberilan penginapan (beda orang ya yang nawarin jemputan sama kasih penginapan). Kami hanya 2hari 2 malam di Baturaja. Sesampainya dirumah temen, kami akhirnya sarapan dan bebersih diri dan bisa mandi. Sore sampe malemnya kami keliling Baturaja. Nah setelah selesai, salah satu temenku bilang tangannya sakit. Sudah diurut berkali-kali, dikasih segala minyak, balsem masih sakit juga.
Besoknya doa bilang masih sakit, sebenarnya aku agak curiga kenapa tangannya sakit, karena selama di Baturaja dia baik-baik aja. Tapi aku masih diam. Sesampainya di Palembang keesokan harinya (H-3 wisuda dan baru ambil kebaya buat di fitting hhaha) aku beraniin cerita ke temen ini. Aku bilang kalo aku curiga temenku itu ketempelan atau apalah yang berhubungan dengan yang duduk d kamar hotel kemarin. Temenku ketakutan, aku minta maaf karena baru cerita soalnya aku takut nanti perjalanan jadi kacau. Akupun bilang, sebaiknya kalo mau di urut ke orang yang ngerti kaya gituan, soalnya dia beneran kesakitan. Akhirnya aku sampe dirumah, dia pun sampe di kos nya dan sesegera mencari kang urut dan akhirnya sembuh. TAMAT.
Pertama kali aku lihat makhluk begitu 2011 lalu waktu di Anjungan Jawa Timur, TMII Malem-malem. Sampe sekarang, kalo di tempat asing aku suka liat makhluk aneh. Jadi Maafkeun kalo tiba-tiba aku suka pucet atau lari hhaha. Sekian. Terima kasih sudah membaca.
Awalnya semua aman terkendali, tapi saat 1 jam sebelum sampe stasiun kami bertiga dibuat kalang kabut. Temen yang janji mau jemput di stasiun tiba-tiba bilang GA BISA. Padahal saat mau berangkat dia bilang OK. Sekedar informasi, kami naik kereta malam. Soalnya salah satu dari kami ada yang sudah kerja (aku dan yang lainnya masih mahasiswa hehe). Berangkatlah kami sekitar jam 8 malam (kalo ga salah). Di jadwal kami sampe kira-kira jam 1 malam kurang sedikit. Tapi faktanya kami sampe sekitar setengah 2 malam. Kalo aja saat itu kita dijemput kita ga akan panik.
Saat itu adalah pertama kali aku naik kereta malam di Sumatera, aku gatau kalo malem stasiun akan di tutup. Tapi karena sebelumnya aku udah cari-cari hotel agak Lumayan tenang. Yang jadi masalah baru adalah GIMANA BISA SAMPE KE HOTEL WOY! itu jam setengah 2 malem, perut laper dan aku sama sekali gak tau situasi di kota Baturaja demiapapun. Kami bertiga membawa ransel, sembari cemas berjalan dari stasiun menuju jalan kota(kebetulan stasiunmya di dekata pasar besar baturaja). Sepanjang jalan (sekitar 200 meter lebih) aku ga nemuin cewek satupun. Aku takut bukan kepalang, tapi aku coba tenang biar yang lain gak panik. Setelah tanya sana sini bertemulah dengan hotel SUPER DUPER SPOOKY. Iya, hotel melati. (namanya aku lupa)
Jadi kalo dari stasiun kereta api Baturaja itu jalan lurus, di simpang tiga belok kanan. Liat sebelah kanan sekitar 100meter. Kalo ada bangunan tua ber-plang hotel dipastikan itu hotelnya. Langsung ke cerita, jadi ada warung yang masih buka. Kami pun bertanya kepada pemilik warung tersebut. Beliau bilang kalo tepat di depannya itu adalah hotel. Kami sama sekali ga percaya, karena bangunan tua kayak kosong itu adalah hotel. Bapak itupun bilang "telpon aja nomornya dek" sembari d ketok. Kami coba keduanya, syukurlah pintu dibuka. Apa Yang kami lihat? SEORANG PRIA KEMAYU TELANJANG DADA DAN HANYA MELILITKAN HANDUK DARI PINGGANG SAMPE KE BAWAH LUTUT. Pemandangan macam apakah itu? Apakah kawan sekalian adalah orang yang suka mandi tengah malam seperti orang itu? Aku tak tahu harus berucap apa. T.T
Setelah momen super awkward itu, aku coba bertanya tentang aturan menginap disana. Dia bilang masuk aja dulu. (Bismillah lindungi kami ya Allah, sumpah serem banget suasana hotel dan si abang2nya) . Untuk menginap disana, kami diminta membaya 100ribu rupiah dimuka dan di tahan KTP sebagai jaminan. Kami disuruh menunggu 10 menitan. Katanya mau siapin kamar. Kami sangka sekalian pake celana ternyata dia nganter kami ke lantai 3 masih dengan handuk di pinggang. Subhanallah . Allahu akbar.
Sampe di kamar, taraaaa petualangan misteri dimulai ......
Setelah menaiki banyak anak tangga, sampaolah kami di lantai 3 tepat depan kamar yang sudah kami pesan. Dari depan kelihatan bangunan ini SUPER TUA. Masuklah kami bertiga. Ada sebuah double bed dengan 2 bantal, ruang kosong di sudut yang bersebelahan dengan kamar mandi. Meja dan kursi persis di sisi kanan pintu masuk yang juga bersebelahan dengan lemari pakaian. Di tempat bed diletakkan kita bisa melihat ke arah jalan raya. Karena jendelanya persis menghadap jalan. Aku merasa hawa yang ga enak sekali disana.
Sebelum tidur kami memutuskan mencuci muka dan gosok gigi. Seingatku, aku hanya kumur-kumur pakai air minum, soalnya aku ragu dengan kebersihan air disana. Tapi aku tetap mencuci muka pakai air do kamar itu, terpaksa. Oh iya, karena ngeri kami bertiga masuk ke kamar mandi bersama. Hhahaa. Jadi kalo mau BAK ya monggo, mau cuci muka hayu, gosok gigi silahkan.
Setelah lumayan bersoh, kami pun mencoba tidur bertiga. Entah iya entah enggak, mungkin karena ganjil ada hang mau ikut kami huhuhu T.T
Sekitar jam 2 kami mulai tidur, tapi sayangnya aku yang tidur menghadap ke arah pintu agak kurang beruntung. Pasalnya, aku ga bisa mejemin mata. Gelisah terus. Seketika di tengah malam aku membuka mata, tepat di depanku, aku melihat ada sesosok berambut panjang kusut dan berbaju putih menghadap ke dinding. Dia seakan mau sisiran. Alamak! Aku leringat dingin dan takut setengah mati. Berkali-kali kupejamkan masih bangun juga. Sesekali kuintip masih duduk disana. Untungnya dia ga kasih liat mukanya, ya siapa tau jelek kan serem :(
Sampe mungkin hampir subuh baru hilang dan aku baru bisa tidur nyenyak. Kami pun terbangun jam 7 pagi, ya lewat semua subuh. Aku ga bercerita apa-apa sama yang lain. Yang ada bakalan lari terbirit-birit nanti hehe....
Pagi pun kami keluar dan meninggalkan hotel itu dengan harapan ga ada gangguan lagi.
Kami pun berjalan menuju stasiun untuk menemukan bentor, (btw, video aku lagi bentoran ada di youtube channel aku : Sheilla Andriani Rizky) aku duduk d motor bentor sama si mamang yang bawa hahha. Sekitar 20 menit kami sampai dirumah teman yang memberilan penginapan (beda orang ya yang nawarin jemputan sama kasih penginapan). Kami hanya 2hari 2 malam di Baturaja. Sesampainya dirumah temen, kami akhirnya sarapan dan bebersih diri dan bisa mandi. Sore sampe malemnya kami keliling Baturaja. Nah setelah selesai, salah satu temenku bilang tangannya sakit. Sudah diurut berkali-kali, dikasih segala minyak, balsem masih sakit juga.
Besoknya doa bilang masih sakit, sebenarnya aku agak curiga kenapa tangannya sakit, karena selama di Baturaja dia baik-baik aja. Tapi aku masih diam. Sesampainya di Palembang keesokan harinya (H-3 wisuda dan baru ambil kebaya buat di fitting hhaha) aku beraniin cerita ke temen ini. Aku bilang kalo aku curiga temenku itu ketempelan atau apalah yang berhubungan dengan yang duduk d kamar hotel kemarin. Temenku ketakutan, aku minta maaf karena baru cerita soalnya aku takut nanti perjalanan jadi kacau. Akupun bilang, sebaiknya kalo mau di urut ke orang yang ngerti kaya gituan, soalnya dia beneran kesakitan. Akhirnya aku sampe dirumah, dia pun sampe di kos nya dan sesegera mencari kang urut dan akhirnya sembuh. TAMAT.
Pertama kali aku lihat makhluk begitu 2011 lalu waktu di Anjungan Jawa Timur, TMII Malem-malem. Sampe sekarang, kalo di tempat asing aku suka liat makhluk aneh. Jadi Maafkeun kalo tiba-tiba aku suka pucet atau lari hhaha. Sekian. Terima kasih sudah membaca.
