Talang Padang, 16
Desember 2014
Mudik adalah salah satu hobi saya
sejak kecil. Namun kebiasaan itu memudar ketika saya duduk di bangku SMP.
Alasannya, karena saat mudik, saya selalu
ditanyai perihal pacar. Hemat saya, keluarga saya selalu ingin saya
memiliki pacar yang mapan. Hal inilah yang membuat saya risih. Terang saja
risih, saat SMP saya beberapa kali berpacaran dengan sesama anak sekolah maka
akan memberi dampak buruk bagi hubungan
kami nantinya. Kenapa buruk? Karena saya mudah sekali terpengaruh dengan
omongan orang lain.
Sudah sekitar tujuh hingga delapan
tahun lamanya saya tidak lagi memiliki hobi mudik, sekarang saya harus
merekonstruksi hobi saya. Kali ini, dengan alasan yang berbeda dibanding saat saya masih kecil. Ya, nenek
saya baru saja menyandang status jomblonya, tepatnya pada Kamis, 27 November
2014 lalu kakek saya serta merta menjadikan mama saya anak yatim, ya Kakek saya
berpulang kesisiNya. Saya tahu persis betapa romantisnya pasangan ini. Bertahun
menikah selalu tidur berdua dikamar sekalipun sudah sama renta. Tiga hingga
empat tahun terakhir memang kakek saya tak segagah dahulu hingga akhirnya
almarhum tak sanggup lagi mempertahankan hidupnya. Nenek saya sedih dan
terpukul sudah pasti, namun beliau selalu menguatkan hati dan mengisi rumah
bersama para cucu yang tinggal didekat rumahnya. Cucu yang dimaksud adalah
sepupu saya, jumlahnya ada empat orang anak kecil perempuan yang sangatlah
ramai, kicauan mereka jauh lebih jelas dari bunyi kendaraan yang melintasi
jalanan depan rumah. Kebetulan rumah nenek saya berada tepat dipinggir jalan.
Tepatnya di Talang Padang sebrang Pos Polisi Jalan Raya (PJR) dibawah jembatan
layang PT Tanjung Enim Lestari (TEL) yang merupakan pabrik kertas besar yang
berlokasi di daerah Muara Enim (tak jauh dari pasar Niru). Di tempat ini, bisa
dibilang kawasan Kabupaten, namun sepupu saya tak mau bila disini disebut
dusun. Baginya, ini adalah Talang Padang (walaupun disini tetap dusun bagi
saya). Dusun kami sebenarnya berada cukup jauh dan masuk ke dalam, namanya Dusun
Dalam yang jauh dari pusat lalu lintas. Saya jarang kesana, saat ini saya
sedang di Talang Padang dan akan menghabiskan satu minggu saya disini.
Saat ini pukul sepuluh malam,
setidaknya saya sudah 26 jam berada disini. Dan hari ini saya akan bercerita
mengenai perjalanan saya selama 26 tersebut.
Senin,
15 Desember 2014 adalah tanggal yang akhirnya saya pilih untuk berangkat
kesini. Berhubung sehari sebelumnya saya merasa terlalu capek, maka saya
mengundur jam keberangkatan. Awalnya, mama saya meminta untuk berangkat sehabis
solat subuh. Namun apa daya, subuh pun terlewat, saya yang berniat berangkat
jam 8 pagi pun terbangun pukul 9 pagi dengan badan terhuyung lesu. Dihari yang
sama saya sudah membuat janji dengan Bang Ajo dan Nyimas dikampus. Jadilah saya
yang belum packing bergegas
menyiapkan semua. Pukul 10.30 sampai dilokasi menunggu bus. Hampir 3 jam dari
jadwal saya ngaret, untung saja saya tak dikejar waktu. Pukul 12 siang saya
sampai dikampus bersama Nyimas. Dua jam lebih kami berkutat dengan Proposal
BKLB kami saya pun akhirnya bertemu dengan Bang Ajo. Dengannya saya sedikit
bercerita, sebenarnya ada banyak hal yang mesti saya perbaiki. Tanpa disadari,
hal tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi saya, terima kasih abang.
Walaupun saya akui, terkadang cara abang menyampaikan terlalu to the point dan rasanya itu kayak kena smash walaupun lagi enggak main badminton. Sempat sekitar satu jam lebih
main ke sekret VU saya melanjutkan perjalanan (suci) saya pulang kampung.
Setelah dibantu Bang Ajo mencari travel, saya pun mendapatkan travel dengan
tarif 40 ribu rupiah menuju rumah nenek saya, saat itu jam 5 sore dan berada di
kursi tengah saya menyusuri jalan Lintas Sumatera menuju Prabumulih. Satu jam
berlalu, sekitar jam 6 lewat 15 menit travel kami berhenti di Rumah Makan Siang
Malam, berhubung uang di tas saya hanya cukup untuk ongkos travel dan lebih
sedikit untuk membeli minum, saya urungkan niat untuk makan. Lagi pula hasrat
untuk makan nasi padang saat itu tak terlalu besar. Saya memilih Solat Maghrib
saja disana. Sempat beberapa orang mencuri pandang terhadap saya. Saya
mengenakan kaos merah, jilbab cream dan jenas panjang. Sepatu yang saya gunakan
adalah sepatu jogging dan sebuah ransel dipundak. Sepengetahuan saya, banyak
orang yang mudik seperti saya, namun mereka melihat saya dengan pandangan yang
berbeda. Mungkin saya cantik makanya orang terpesona dengan saya hahahaha
Setelah sekitar satu jam saya
habiskan, perjalanan berlanjut sekitar satu setengah jam. Sejauh perjalanan
ini, saya merasa sangat mual. Selain lapar, bau badan salah satu penumpang
membuat saya mau mengeluarkan isi perut. Namun semua bisa saya tahan hingga sampai
dirumah nenek. Ini bukan kali pertama saya kesini dengan travel, namun baru
kali ini lah saya benar- benar merasa lelah. Jam 8 malam akhirnya saya sampai
dirumah nenek. Nenek saya jomblo, ditemani para sepupu kecil yang pastinya
masih jomblo juga pun saya jomblo. Untunglah kami tak membuat Perhimpunan
Jobmlo Tidur Bareng (PJTB), saya khawatir kalau ini terjadi nantinya rumah
nenek akan jadi sangat sesak, saya tahu persis ada banyak sekali jomblo disini L
Hampir
jam 10 malam semua sudah lelap, namun saya masih terjaga. Saya mau melanjutkan
menonton Film Dokumenter berjudul “The
Act Of Killing”, saya masih penasaran sama film itu. Untunglah rasa penasaran
saya terjawab esoknya. Berhubung laptop habis baterai, saya pun memilih tidur
panjang hingga jam 8 pagi. Bangun tidur , lalu saya masak sarapan, habis itu
saya nonton lagi menyelesaiakn Film dan saya bermain tablet pc hingga jam 2
siang saya mandi. Setelah mandi, saya pindah kerumah tante untuk menjemur underwear saya dan dilanjutkan dengan
makan, solat dan tidur siang. Jujur saja, disini saya harus beradaptasi sekali,
mulai dari lampu yang seringkali mati, air sumur untuk semua kegiatan, mandi
dengan telasan (sejenis kain tipis
yang digunakan saat mandi), lalu masakan yang bukan selera saya, nyamuk yang
banyak dirumah tante, jalan yang berlumpur, rumah yang cukup jauh, hujan lebat
dan harus melewati malam ditengah hujan dan mati lampu untuk menjemput tante,
lalu TV yang enggak ada signal sehingga enggak bisa nonton, signal operator HP
yang jelek. Wah, banyakkkkkkkk sekali bro!!! Tapi saya optimis, satu minggu
kedepan akan mengasyikan. Setidaknya setiap hari saya akan memasak, nonton
film, BBM-an, membaca berita online,
ibadah dirumah nenek dan pastinya berenang. Disini saya merasa harus ringan
tangan (sama seperti dirumah), saya harus rajin, karena nenek sudah renta dan
sepupu kecil saya yang berjumlah empat orang itu hanya bisa ribut, ribut dan
ribut. Mungkin seminggu saya disini tak cukup untuk mengobati bertahun saya tak
kesini. Tapi setidaknya disini saya bisa belajar banyak hal, dan lebih
menghargai hidup. Disini banyak hal yang harus diusahakan, sedang dikota saya
jauh lebih enak. Tak susah memikirkan air apalagi masalah keamanan. Namun salah
satu bonus yang saya suka, disini banyak bahan untuk masak dan ada AC dikamar
nenek yang membuat saya betah.
Ya
itu saja kegiatan saya untuk hari ini. Enjoy Your Holiday!
(baru ngeh kalo ada tulisan lama yang belum sempet ke-post. Tanpa dibaca dan diedit mari dinikmati. Jika banyak salah dijadiin pelajaranbiar tulisannya makin rapi)
(baru ngeh kalo ada tulisan lama yang belum sempet ke-post. Tanpa dibaca dan diedit mari dinikmati. Jika banyak salah dijadiin pelajaranbiar tulisannya makin rapi)